Friday, March 06, 2009

Sosialisasi Perppu

KPU Bolmong Optimis Tuntas 

Bolmong—Persoalan waktu yang semakin kasip, ditambah anggaran yang minim, menjadi kendala pihak KPU Bolmong untuk melaksanakan sosialiasi Peraturan Presiden Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang pelaksanaan Pemilu 2009. Hal ini diakui sejumlah personel KPU Bolmong, namun tetap bertekad untuk mensukseskan Pemilu di Bolmong. 
“Jajaran Sekretariat KPU siap mem-back up segala hal-hal yang dibutuhkan personel KPU untuk sosialisasi. Memang waktunya tidak bisa ditambah lagi, namun dengan penjadwalan yang tepat serta anggaran yang tersedia, kami optimis mampu mendukung suksesnya sosialiasi tentang pencontrengan dan revisi DPT di Bolmong, sebagaimana yang diatur dalam Perppu,” ungkap Sekretaris KPU Bolmong Ashari Sugeha.
Dirinya mengatakan, pihaknya akan mengatur para staf di sekretariat KPU agar dapat bekerja seefisien mungkin di tengah waktu yang diakui sudah semakin sempit. Sehingga apa yang telah tersusun dalam jadwal, dapat terlaksana tepat waktu.
Dipihak lain, Ketua Pokja 2 yang menangani logistik Pemilu I Wayan Tapayusa mengatakan, pihaknya akan memberikan pelatihan khusus kepada staf di bagian pelipatan kertas suara tentang cara melipat yang benar. Hal ini dianggapnya sangat penting, agar pekerjaan pelipatan hanya sekali dilaksanakan saja. “Jika tidak, banyak kerta suara yang rusak seperti di daerah lain. Ini tentu saja memnbuang-buang waktu saja. Maka dari itu, sebelum dimulai pelipatan kertas suara, mereka harus dilatih dulu dengan baik,” kata Tapayusa.
Akan hal itu, Sugeha mengatakan, personel pelipatan kertas suara, kemungkinan tak hanya mengandalkan staf di sekretariat saja, melainkan akan menggunakan tenaga harian entah dari masyarakat atau meminta bantuan tenaga kerja dari Pemkab.(esbe/rr)

Sumber: swarakita-manado.com, 6 Maret 2009

Sudirman Hasan

Diyakini Mampu ‘Menembus Batas’ 

JUJUR dan Mampu, demikian jargon yang dijulan caleg Partai Golkar Bolmong untuk Deprov Sulut, nomor urut 5 bernama Hi Sudirman Hasan atau yang akrab disapa dengan Haji Sodi ini. Pria peramah dan rendah diri ini bahkan diyakini mampu “menembus batas” dalam arti mencapai kuota yang telah ditetapkan untuk satu kursi yang mencapai sekitar 30 ribu suara. Amat banyak alasan mengapa Haji Sodi diyakini dapat melangkah mulus ke Gedung Sario periode 2009-2014. Salah satu yang menonjol adalah track record yang ditorehkannya pada Pemilu 2004 silam, ketika dirinya juga didaulat caleg Golkar Bolmong untuk Deprov Sulut di nomor urut 7. Dimana, Haji Sodi mampu merebut suara terbanyak setelah perolehan Suara Drs Syachrial Damopolii. Sayang, aturan saat itu masih mengacu pada nomor urut, yakni PG Bolmong hanya berhak memperoleh lima kursi, sehingga yang melenggang ke Sario hanya nomor urut 1 sampai lima. 

“Saat itu, saya tidak ada target. Yang penting ikut saja di Pemilu. Eh, tau-tau banyak dukungan yang mengalir. Saya sendiri kaget karenanya,” turut Haji Sodi dalam perbincangan belum lama ini.
“Sekarang, saya mau bekerja keras, apalagi nomor urut tidak dipakai lagi. Ii tentu memberikan peluang kepada saya. Insya Allah, diijinkan Allah SWT,” tuturnya pria yang meski cukup sibuk dengan usaha, namun tidak pernah melupakan Allah SWT yang maha kuasa,” tuturnya

Yang menarik, Haji Sodi bukan hanya diprediksi bakal melangkah mulus ke Deprov Sulut, melainkan bakal diberikan kepercayaan untuk dieprcayakan di jajaran Pimdekab. “Pak Haji adalah sosok politisi senior dan sangat berpengalaman, dia layak dieprcayakan ke jajaran Pimpinan Dewan Provinsi, ketika salahs atunya menjadi jatah dari orang Bolmong,” ungkap banyak warga Kotamobagu, seperti Mael dan Lukman serta Agus.(esbe)

Sumber: swarakita-manado.com, 6 Maret 2009

Monday, March 02, 2009

7,9 M Rapel untuk 11.366 PNS

Setelah diberitakan bahwa April seluruh PNS akan menerima rapel kenaikan gaji pokok, ribuan PNS di Bolmong dan KK tak sabar menunggu. Mereka bahkan mulai melakukan hitung-hitungan seberapa besar yang akan mereka terima ‘uang kaget’ ini. Data diperoleh, tercatat ada sekitar 11.366 PNS di Bolmong (termasuk Boltim dan Bolsel) serta Kotamobagu. Namun seluruh pemkab/pemkot belum berani memberikan keterangan resmi, karena Juknis dari Depkeu belum diterima. “Baru gaji 13 yang kami siapkan, sedangkan rapel masih dibicarakan dengan pimpinan, juga diatur dalam juknis Depkeu,’’ kata Kadis PPKAD Kotamobagu Drs Darusdin Mokoagow
Kepala DPPKAD Bolmong Ramlah Darwis belum mengeluarkan keterangan berapa besar anggaran yang akan dikeluarkan untuk pembayaran rapel. “Yang pasti, mereka akan menerima rapel sesuai juknis,’’ kata Ramlah. 
Data menyebutkan, Kotamobagu memiliki 2.086 PNS, di Bolmong tercatat ada sebanyak 4.295 orang plus lulusan baru sebanyak 294, Bolsel dan Boltim masing-masing memiliki 900. Sementara itu, bila rata-rata setiap PNS bakal menerima Rp700 ribu, berarti total yang diterima dari 11.366 ribu PNS sebesar Rp7.956 miliar.(ald)

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009

Antik Budayakan Makan Ubi Rebus

Wali Kota Drs Hi Djelantik Mokodompit terus mengkampanyekan budaya menyajikan makanan tradisonal dalam setiap hajatan. Antik—sapaannya—melakukan hal ini selain untuk memberdayakan potensi lokal, juga untuk memenuhi hobinya menyantap aneka makanan berkarbohidrat non beras yang direbus itu. Yang sering disantapnya, di setiap hajatan warga, seperti ubi rebus santan, ketela rebus, ataupun jagung rebus. Bahkan, Antik bila melewati Desa Lobong, berkesempatan membeli makanan tradisional tersebut. “Kita harus beli hasil petani, ini juga untuk mengatasi dampak krisis financial global,’’ katanya.
Dia berharap, para panitia hajatan yang ada di 32 desa/kelurahan di Kotamobagu untuk tidak malu menyajikan makanan non beras tersebut, karena selain ingat petani, juga tidak melulu makan beras. “Instansi terkait juga untuk harus memberikan sosialisasi terkait dengan makan tradisional ini,’’ pesannya. (ald)

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009

Melihat Dari Dekat Obyek Wisata Pantai Tobayagan

Beli Ikan ‘Mangail’ Langsung Bakar di Pantai

Obyek wisata alam pantai ternyata bertebaran di Bolsel. Salah satunya Pantai Tobayagan, Kecamatan Pinolisian Tengah. Sayang, karena masih daerah baru sehingga obyek wisata itu belum tergarap, bahkan tak pernah disentuh pemerintah. Kawasan yang memiliki luas sekitar 100 hektar itu selain punya pemandangan alam yang eksotis, khas daerah pantai, juga berpotensi untuk kawasan budidaya tambak udang. Sebenarnya, warga sekitar sudah memanfaatkan lokasi itu untuk wisata.
Perahu ketinting yang ada di pesisir pantai Tobayagan, yang biasanya digunakan melaut, kini sudah dimanfaatkan untuk ‘jalan-jalan’ menyusuri pantai. “Biasanya saat lebaran pantai kami ini ramai pengunjung,’’ kata H Mokoagow, warga Tobayagan, kemarin. 
Pantai itu juga menjadi tempat persinggahan kapal penangkap ikan Tuna, serta lokasi berlabuhnya nelayan ‘kail’. Jadi jangan heran, sering para pengunjung yang datang disuguhkan dengan ikan karang atau mangail. Ikan yang baru ditangkap para nelayan tradisional Tobayagan itu bisa dibeli dengan harga murah dan dibakar di pinggir pantai. “Ikannya bisa langsung dibakar di sini,’’ tambah Puput Podomi.
Penjabat Bupati Bolsel Drs Arudji Mongilong mengaku, potensi wisata alam di Bolsel cukup banyak tapi belum tersosialisasi dan tergarap. “Sambil sosialisasi, kami juga sedang mencari pihak yang berminat mengelolanya. Pemerintah akan membantu,” kata Mongilong. (Ronald mokoginta).

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009

Bolsel-Boltim Prioritaskan Medis dan Guru

3.185 Usulan Kuota CPNS Se-Bolmong 

KOTAMOBAGU—Sebagai daerah yang terpencil, sebagian wilayah Bolsel dan Boltim kekurangan tenaga medis dan guru. Kalaupun ada tenaga, hanya dokter dan perawat pegawai tidak tetap (PTT) serta guru kontrak. Makanya, untuk penerimaan CPNS tahun ini kabupaten yang baru 5 bulan dimekarkan ini usulannya didominasi tenaga medis dan guru. Di Bolsel, misalnya, hampir semua desa tidak ada bidan, perawat dan dokter. Seperti di Pinolosian Tengah, hanya ada 2 bidan dan 1 dokter, yang hanya bertugas di Puskesmas Adow. Makanya, jangan heran bila banyak warga mereka yang nekat ke bidan desa, bahkan dukun, saat melahirkan. “Bambu dan sabut kelapa pun bisa jadi alat bantu melahirkan,’’ aku warga Pinolosian Tengah.
Penjabat Bupati Bolsel Drs Arudji Mongilong dan Penjabat Bupati Boltim Kandoli Mokodongan SH mengatakan, fenomena ini tidak bisa dipungkiri masih terjadi hingga kini di beberapa wilayah terpencil. Menurut mereka, prioritas permintaan ke MenPAN untuk jatah CPNS adalah formasi tenaga kesehatan dan pendidik. “Daerah kami serba kekurangan. Insyah Allah usulan kami ke MenpAN bisa diterima,’’ kata Arudji, kemarin. “Kami juga mengusulkan tenaga teknis ijazah SMA sederajat,” timpal Kandoli.
Sementara Kepala BKD Bolmong Drs Mitran Tuna mengatakan, untuk Bolmong formasi yang diusulkan sebanyak 1.185 orang. Rinciannya adalah strategis 500 orang, termasuk 50 orang lebih formasi SMA, tenaga guru 395 orang, kesehatan 290 orang. (ald)

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009

Sulut Usul 10.593 CPNS

Gaji Baru dan Rapel Bulan Depan 

MANADO— Edaran pemerintah pusat untuk penerimaan CPNS 2009 yang dijadwalkan April, mulai difollow up Pemprov dan Pemkab/Pemkot se-Sulut. Seluruh daerah mulai mengajukan usulan ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN). Belum semua daerah memasukkan usulan, tapi untuk sementara Sulut telah mengirimkan data kebutuhan sebanyak 10.593 orang.  
Kepala BKD Sulut Jeffry Korengkeng mengatakan, berdasarkan usulan itu, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) akan memprosesnya. “Dari dua minggu lalu usulan Pemprov sudah ditandatangani Pak Sekprov, dan kami telah antar langsung ke MenPAN,” ujar Korengkeng.  
Menurut Korengkeng, formasi setiap daerah itu masih merupakan usulan. Karena yang akan disetujui MenPAN adalah jumlah yang telah dikonsultasikan Departemen Keuangan. “Formasi yang diusulkan daerah sementara diproses dan masih akan dikonsultasikan ke Menteri Keuangan berapa jumlah yang pantas diterima. Setelah dikonsultasikan, MenPAN akan membagi jatah untuk masing-masing daerah,” jelas Korengkeng.  
Sementara itu, sebagai daerah yang terpencil, yang sangat minim tenaga medis dan guru, Bolsel dan Boltim memprioritaskan kedua formasi itu dalam usulan ke CPNS. “Kalaupun ada tenaga, hanya dokter dan perawat pegawai tidak tetap (PTT), serta guru kontrak. Makanya, usulan kami didominasi tenaga medis dan guru,” kata Penjabat Bupati Bolsel Drs Arudji Mongilong.
Sedangkan Pemkot Bitung mengaku masih membutuhkan PNS sekitar 2.000 orang. Sebab, yang ada saat ini ‘hanya’ 4.476 orang, sementara yang dibutuhkan 6.476. Kepala BKD dan Diklat Bitung Fabian Kaloh SIP MSi mnegatakan, jumlah itu sudah disesuaikan dengan kebutuhan ideal dari setiap eselon di 75 SKPD. “Sejak tahun lalu juga kami tidak mengangkat pegawai honorer daerah, karena habis diangkat tahun 2007 lalu,” kata Kaloh. 
Sedangkan Tomohon yang mengusulkan 480 orang. Menurut Kepala BKD Tomohon Drs Alex Uguy MSi, fokusnya untuk menambah tenaga di kelurahan-kelurahan. “Dulu banyak kelurahan yang berstatus desa, makanya stafnya kebanyakan belum PNS,” ujar Uguy.
Data diperoleh, tak hanya berijazah S1 atau S2 yang diusulkan. Sebab, semua daerah juga mengusulkan formasi yang akan diisi pelamar berijazah SMA sederajat. Pemprov Sulut, misalnya, dari 205 usulan, 35 orang lulusan SMA untuk formasi Satpol PP. Demikian juga Pemkab Bolmong dari 500 yang diusulkan, 50 di antaranya SMA, begitu juga di Bolsel dan Boltim. “Ada beberapa formasi yang masih bisa dari lulusan SMA sederajat, tapi dari jurusan tertentu, akuntansi, misalnya,” ujar Kandoli Mokodongan, Penjabat Bupati Boltim. 
Di sisi lain, gaji baru dan rapel dipastikan dibayar April 2009. Saat ini, semua daerah sedang menyusun daftar gaji baru dan administrasi rapel. “Kenaikan gaji pokok 15 hingga 17 persen dan rapel berlaku mulai Januari hingga Maret. Efektifnya kenaikan gaji berlaku mulai April sesuai Juknis Depkeu,” kata Kabag Anggaran Drs Meki Tumomomor MKD. Menurut Tumimomor, kenaikan 17 persen berlaku untuk PNS golongan I dan II. Sedangkan golongan III dan IV, naik 15 persen. (irz/tim mp)

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009