Monday, March 02, 2009

Kudji Santap Buku Agama dan Politik

Rahmat Hirup Udara Bebas  
Djelantik Jenguk, Anggap Seperti Kakak-Adik  


MANADO—Mengisi kesendirian di balik terali besi, tersangka kasus dugaan korupsi Persibom Syamsudin Kudji Moha, ternyata mengisi hari-harinya dengan membaca buku dan nonton televisi. Dari buku yang bertemakan agama, kepemimpinan sampai tema politik menjadi santapan Kudji. 
Sedangkan TV, Kudji hanya menonton berita atau acara olahraga.
Seperti Minggu kemarin. Sejak pagi hari hingga pukul 10.00 Wita, ruang tahanan Polda Sulut sepi dari kunjungan. Kudji sendiri, sekitar pukul 04.30 Wita sudah bangun dari tidur. Aktivitas pertama yang dilakukannya adalah sholat Shubuh. Usai sholat, Kudji memanfatkan waktu 1 hingga 2 jam membaca buku.
Sementara Rahmat Mokodongan, tersangka kasus dugaan korupsi dana Persibom lainnya sudah menghirup udara bebas. Permohonannya yang meminta penangguhan dikabulkan Polda Sulut. Ia hanya dua hari sempat bersama Kudji di ruang tahanan Polda. Jumat lalu (27/2), Rahmat dibantarkan untuk berobat di RS Bhayangkara Polda Sulut karena mantan Ketua Harian Persibom itu jatuh sakit.
Sabtu lalu (28/2) permohonan penangguhan Rahmat dikabulkan. Kadis Kehutanan Sulut itu dibolehkan pulang dengan jaminan tidak melarikan diri, tetap memperlancar penyidikan dan tidak menghilangkan barang bukti. ‘’Permintaan penangguhan ada aturannya. Dan itu dibolehkan diajukan (oleh tersangka yang sedang ditahan),’’ kata Kapolda Sulut Brigjen Drs Bekto Suprapto MSi, kepada koran ini, tadi malam.
Saat ini, tersangka dugaan korupsi dana Persibom yang masih ditahan Polda Sulut tiga orang. Yakni mantan Bendahara Persibom Syarifudin Manoarfa, mantan Pimpro Keolahragaan Diknas Bolmong Jemmy Manoppo, dan Kudji. Pada hari ketiga dan keempat di ruang tahanan, Kudji sudah mulai bisa menyesuaikan diri. Ayah dua anak itu terlihat santai dengan memakai kaos putih dengan celana pendek merah bercorak kotak-kotak. Kemarin, Kudji mendapat hiburan menarik dengan acara pertandingan kejuaran tinju dunia antara Cris Jhon petinju Indonesia melawan petinju asal Amerika Latin Juares.
Dari piket di ruang tahanan, saat pertandingan memasuki ronde-ronde terakhir, suara Kudji sayup terdengar memberikan dukungan kepada Cris Jhon. Saat Kudji sedang serius nonton tinju, Kabag Keuangan Pemkot Kotamobagu Syukur Arfah bersama istri, sekitar pukul 11.15 Wita menghadap piket penjagaan ruang tahanan Polda Sulut untuk membesuk Kudji. Usai membesuk sekitar pukul 11.50 Wita, Syukur ketika diwawancarai mengatakan, Kudji sedang serius nonton tinju. “Jadi hanya jabat tangan, tanya kabar,” kilahnya.
Enam menit berselang, sekitar pukul 11.56 Wita, sekitar 10 orang atas nama Forum Keluarga Besar Gorontalo yang dikoordinir Mitran Tuna tiba di Polda Sulut. Salah satu kendaraan yang pakai adalah kendaraan dinas DB 19 D. Mitran saat dimintai keterangan di sela-sela kunjungan melihat Kudji di tahanan mengatakan, Syamsudin Kudji Moha bagian dari keluarga besar Gorontalo. “Kami hanya memberikan dorongan untuk tetap sabar dan tabah menghadapi cobaan. Selain itu, ada sedikit ole-ole Pia dari Gorontalo,“ ujar Mitran.
Menjelang sore hari, sekitar pukul 14.25 Wita, Nova Siahaan adik kandung Marlina Moha Siahaan bersama keluarga datang menjenguk Kudji. Terlihat 4 kendaraan yang dipakai, masing-masing DB 4151 DX, DB 1404 D, DB 2536 K dan DB 2523 AL. Keempat mobil ini terlihat seragam. Berwarna hitam dan menempelkan stiker ADM memanjang di badan mobil.
Nova mengenakan pakaian warna abu-abu dan berkerudung putih. Namun tidak diizinkan piket Reskrim membesuk tahanan Kudji karena Sabtu dan Minggu adalah hari yang tidak perkenankan tamu untuk membesuk tahanan. 
Sekitar 20 menit upaya negosiasi dilakukan. Nova dengan mata sedikit berkaca meminta, walau hanya dari jauh, dia bisa melihat kakak iparnya. “Biar dari jauh, yang penting saya bisa melihat Papa Didi,” mohon Nova kepada petugas piket.
Namun, aturan tetap aturan. Piket tetap tidak mengizinkan Nova membesuk Kudji. Akhirnya, Nova dengan wajah kecewa hanya bisa menitipkan buku tuntunan Sholat yang dibungkus kertas koran kepada petugas piket untuk diserahkan pada Kudji. “Kalau begitu, saya minta tolong titipkan ini sama Papa Didi,” pintanya.
Ia pun bersama rombongan pulang. Dia bertekad datang lagi. “Insya Allah, Senin saya akan datang membesuk,” tandasnya. 
Berbeda dengan nasib Nova Siahaan, Walikota Kotamobagu Djelantik Mokodompit diperkenankan membesuk Kudji Moha. Antik,-begitu Djelantik Mokodompit disapa- mengaku, kunjungan ini selaku saudara, dan hubungan antar pribadi. ‘’Bahkan kami berdua seperti kakak beradik. Saya malah bila ke Bolsel selalu menginap ke rumah saudara dia (Syamsuddin Kudji Moha, red),’’ ujar Antik.
Antik menambahkan, kedatangan ini terkait juga dengan hubungan dalam pekerjaan. Karena Kudji adalah Ketua Dekot Kotamobagu merupakan mitra kerja eksekutif. Saat membesuk Kudji, Antik ditemani Kapolres Kota Kotamobagu AKBP Harvin Raslin. ‘’Saya tetap memberikan support, dorongan motivasi, dan ambil hikmahnya,’’ katanya.
Kepada seluruh elemen masyarakat Antik berpesan untuk tidak mengenyampingkan asas praduga tak bersalah dan tetap mengedepankan positif thinking. Juga warga diminta untuk tidak resah dan saling memberikan keteduhan. ‘’Jadi tetap tegar, sabar dan tabah dalam menjalani proses ini,’’ katanya lagi.(ald/cw-06) 

Sumber: Manado Post, 2 Maret 2009

No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis komentar Anda...